
Sebenarnya saya agak males nulis hari ini. Pengen nongkrong di warung depan stasiun Madiun sambil makan nasi pecel sama ngopi. Manstaaab.... ( pake "b" nich ).
Tapi kalau artikel yang ini nggak saya tulis, nanti akan ada yang komplain, masak kelebihan mesin las inverter ( baca di sini ) cuman gitu doang ...? Kok bisa lebih hemat energi itu hitungannya bagaimana? Jangan asal ngomong aja doooong........
Nhaa ini nich kawan itung-itungannya. Tapi harus Bismillah dulu dan konsentrasi lho ya biar bisa cepet mengerti, kalo nggak ngerti juga silakan diprint, lalu kertasnya dibakar dimasukkan ke dalam
Tapi kalau artikel yang ini nggak saya tulis, nanti akan ada yang komplain, masak kelebihan mesin las inverter ( baca di sini ) cuman gitu doang ...? Kok bisa lebih hemat energi itu hitungannya bagaimana? Jangan asal ngomong aja doooong........
Nhaa ini nich kawan itung-itungannya. Tapi harus Bismillah dulu dan konsentrasi lho ya biar bisa cepet mengerti, kalo nggak ngerti juga silakan diprint, lalu kertasnya dibakar dimasukkan ke dalam

Banyak orang yang beranggapan bahwa para Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) adalah anak-anak pejabat, perwira tinggi, dan pengusaha sukses yang akan berprestasi atau setidaknya mendapat perhatian yang lebih dari lembaga pendidikan ini. Tapi ternyata semua itu salah, jabatan, kedudukan, dan kekayaan orang tua tidak menjamin anaknya akan sukses atau berhasil. Ini dibuktikan oleh Sersan Mayor Satu Kadet (Sermatukad) Marinir Puji Wahdini, yang sekarang ini mewakili AAL, TNI AL dan menjadi duta bagi Indonesia di Jepang. Dia adalah anak dari Jufri Sidik (alm) yang dulunya hanyalah seorang buruh 

